Efek Tidur Larut Malam
Posted: Monday, March 26, 2012 by Ciloty BrotherHoodz Community in Labels: Kesehatan, Umum
Comments
Jam hidup manusia terbagi atas tiga tahap yaitu delapan jam bekerja normal, delapan jam selanjutnya digunakan untuk kerja ringan dan delapan jam lainnya untuk istirahat total. Tidak ada yang dapat menggantikan jam biologis ini, meskipun manusia menyuplai berbagai macam suplemen untuk tetap fit seharian karena suplemen hanya memiliki sedikit peran dalam produktivitas tubuh dan bahkan akan memperparah penyakit akibat menumpuknya berbagai bahan kimia yang berlebihan dan dapat merugikan tubuh. Maka dari itu istirahat yang cukup sangat penting demi menjaga stabilitas kerja tubuh dan menghindari berbagai dampak yang ditimbulkan dari kurangnya waktu tidur malam hari oleh aktivitas tambahan. Nah! Biar lebih memantapkan diri untuk tidak begadang lagi, saya akan bagikan beberapa dampak-dampak begadang yang akan menyerang tubuh anda ketika melakukan aktivitas begadang ini dalam jangka waktu panjang.
DAMPAK POSITIF
- Membantu proses pembakaran kalori
Sebuah penelitian
yang dilakukan para ahli dari Colorado Sleep and Chronobiology Laboratory
menemukan bahwa begadang dapat membantu proses pembakaran kalori. Para ahli itu
mengatakan begadang dapat membakar kalori sebanyak 135 kalori. Jumlah tersebut
setara dengan berjalan kaki sepanjang 3,2 kilometer. Profesor Kenneth Wright,
pemimpin penelitian itu mengatakan bahwa jumlah penyimpanan energi yang
dibutuhkan untuk menjelaskan epidemi obesitas adalah 50 kalori sehari, sehingga
temuan itu sangat berarti. Kendati demikian, Wright menekankan bahwa begadang
bukanlah cara yang baik untuk digunakan dalam program penurunan berat badan
karena mereka yang menghabiskan waktu lebih dari 16 jam untuk tetap terjaga
harus mendapatkan istirahat tanpa jeda selama 8 jam. Itu bertujuan untuk
menjaga kondisi beberapa organ tubuh.
DAMPAK NEGATIF
- Suatu Bentuk Penyiksaan
Kurang tidur juga
merupakan suatu bentuk penyiksaan. Cara ini pernah digunakan untuk
menginterogasi orang lain. Korban dibuat terjaga selama beberapa hari, kemudian
diijinkan tidur, dan kemudian dibangunkan paksa dengan tiba-tiba dan
diinterogasi. Nicole Bieske, seorang pembicara dari Badan Amnesti Internasional
Australia mengatakan bahwa setidaknya kekurangan tidur sangatlah kejam dan
tidak berperikemanusiaan.
- Gairah seks menurun
Para ahli melaporkan,
kurang tidur pada pria dan wanita menurunkan tingkat libido dan dorongan
melakukan hubungan seksual. Hal ini dikarenakan energi terkuras, mengantuk, dan
tensi yang meningkat. Bagi pria yang mengidap sleep apnea-masalah pernapasan
yang mengganggu saat tidur, menyebabkan gairah seksual “melempem”. Sebuah studi
yang diterbitkan dalam Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism 2002
menunjukkan, hampir semua orang yang menderita sleep apnea memiliki kadar
testosteron yang rendah. Dan hampir setengah dari orang yang menderita sleep
apnea parah memiliki tingkat testosteron yang rendah pada malam hari.
- Mempengaruhi Otak
Kekurangan tidur
dapat mempengaruhi kerja otak. Sebuah studi di UCSD Sekolah Obat-obatan dan
Sistem Pengobatan Maju di San Diego, dengan menggunakan teknologi imaging
gelombang magnetis untuk memantau kerja otak dalam keadaan kurang tidur,
menunjukkan bahwa otak bagian cortex frontal menunjukkan aktifitas yang lebih
banyak. Meskipun demikian, kinerja memori menurun sangat drastis pada kondisi
ini. Penelitian pada hewan dalam keadaan kurang tidur juga menunjukkan
penigkatan dalam produksi hormon stress, yang bisa saja menghambat regenerasi
sel pada otak prang dewasa. Beberapa kejadian serangan syaraf yang berdampak
kematian terjadi karena sang korban kurang atau bahkan tidak pernah tidur
malam. Pernah seorang supir meninggal dunia pada umur 32 karena tidak pernah
tidur malam selama kehidupan bekerjanya, padahal ia orang yang menjaga
kesehatan, tidak memiliki penyakit, dan kuat.
- Konsentrasi menurun
Tidur yang baik
memainkan peran penting dalam berpikir dan belajar. Kurang tidur dapat
mempengaruhi banyak hal. Pertama, dapat mengganggu kewaspadaan, konsentrasi,
penalaran, dan pemecahan masalah. Hal ini membuat belajar menjadi sulit dan
tidak efisien. Kedua, siklus tidur pada malam hari berperan dalam “menguatkan”
memori dalam pikiran. Jika tidak cukup tidur, maka kemampuan mengingat hal-hal
yang dipelajari dan dialami selama seharian akan menurun. Menurut Sean Drummond
PhD, peneliti masalah tidur dari University of California, San Diego, orang
yang sedang capek biasanya lebih mudah mengambil risiko dengan harapan mendapat
hasil maksimal. Padahal, hal itu justru sering membuat rencana berantakan.
Dalam kasus yang biasa terjadi pada mahasiswa. Harus begadang menyiapkan bahan
untuk presentasi besok jam 7 pagi. Setalah bahan presentasi diselesaikan, pada
saat presentasi, semua ide pikiran lupa untuk dituangkan. Itu dikarenakan otak
kita udah lelah dan tidak mampu untuk berpikir lagi. Sehingga menyebabkan
konsentrasi menurun.
- Pelupa
Tidak ingin lupa
dengan kenangan terbaik dalam hidup? Cobalah perbanyak tidur. Pada tahun 2009,
peneliti dari Amerika dan Perancis menemukkan bahwa peristiwa otak yang disebut
sharp wave ripples bertanggung jawab menguatkan memori pada otak. Peristiwa ini
juga mentransfer informasi dari hipokampus ke neokorteks di otak, dimana
kenangan jangka panjang disimpan. Sharp wave ripples kebanyakan terjadi pada
saat tidur.
- Ceroboh
Para ahli
mengungkapkan, kurang tidur akan membuat kemampuan motorik kita melambat dan
kurang gesit. Akibatnya, kita jadi sering gugup, menabrak atau menumpahkan
sesuatu. Hal itu disebabkan refleks kita berkurang dan otak kita kurang fokus
sehingga kita jadi terlihat seperti orang ceroboh.
- Kecelakaan
Kurang tidur adalah
salah satu faktor bencana terbesar dalam sejarah selain kecelakaan nuklir di
Three Mile Island tahun 1979, tumpahan minyak terbesar Exxon Valdez, krisis
nuklir di Chernobyl 1986, dan lain-lain. Terdengar berlebihan, tetapi harus
disadari karena kurang tidur juga berdampak pada keselamatan setiap hari di
jalan. Mengantuk dapat memperlambat waktu mengemudi; setara dengan kondisi
mabuk saat menyetir. Sebuah penelitian yang dilakukan Lembaga Keselamatan Lalu
Lintas Jalan Raya Nasional Amerika memperkirakan bahwa kelelahan merupakan
penyebab 100.000 kecelakaan mobil dan 1.500 kematian terjadi selama setahun di
Amerika Serikat, dimana korbannya masih berumur 25 tahun kebawah.
- Memicu Rasa Gelisah
Rasa gelisah setiap
malam pasti akan terus menghantui para penggemar begadang yang memiliki
kualitas tidur buruk; reaksi tubuh pun bisa menurun. Yang lebih kronis lagi,
perasaaan bahagia tidak akan menghampiri hidup mereka yang kurang tidur. Joyce
Walsleben, PhD menyebutkan bahwa tidur dan suasana hati diatur oleh zat kimia
otak yang sama. Hal ini dapat meningkatkan risiko pengembangan depresi, tapi
mungkin hanya bagi mereka yang sudah rentan terhadap penyakit.
- Menyebabkan depresi
Dalam studi tahun
1997, peneliti dari Universitas Pennsylvania melaporkan orang-orang yang tidur
kurang dari 5 jam per hari selama tujuh hari menyebabkan stress, marah, sedih,
dan kelelahan mental. Selain itu, kurang tidur dan gangguan tidur dapat
menyebabkan gejala depresi. Gangguan tidur yang paling umum yaitu insomnia yang
memiliki kaitan kuat dengan depresi. Dalam studi tahun 2007 melibatkan 10.000
orang, terungkap bahwa pengidap insomnia 5 kali lebih rentan depresi. Bahkan,
insomnia sering menjadi salah satu gejala pertama depresi. Insomnia dan tidak
nafsu makan akibat depresi saling berhubungan. Kurang tidur memperparah gejala
depresi dan depresi membuat anda lebih sulit tidur. Sisi positifnya, pola tidur
yang baik dapat membantu mengobati depresi.
- Gangguan jiwa
Berdasarkan
penelitian, kekurangan tidur dapat membantu menjelaskan misteri dari
meningkatnya gangguan jiwa di antara anak muda pada dekade ini. Terbiasa
begadang untuk menjelajah internet dan chatting di situs jejaring sosial
menjadi alasan bagi remaja mengalami kurang tidur. Penelitian itu melibatkan
sekitar 20 ribu remaja berusia 17 hingga 24 tahun sebagai subjek penelitian.
Kesimpulannya, mereka yang tidur kurang dari lima jam sehari ternyata tiga kali
lebih berpotensi mengidap tekanan secara psikologis di tahun berikutnya.
Berdasarkan hasil penelitian itu yang diterbitkan oleh Journal Sleep, satu jam
kekurangan tidur punya berarti 14 persen risiko gangguan mental. Professor
Nicholas Glozier, yang memimpin penelitian itu, mengatakan bahwa gangguan tidur
atau secara khusus disebut insomnia merupakan sebuah prediktor dari
berkembangnya depresi pada masa selanjutnya maupun perasaan gelisah. Kurang
tidur juga berhubungan dengan masalah kesehatan mental berjangka panjang.
Kebanyakan gangguan kesehatan mental kadang kambuh dan hal itu tidak pernah
berangsur sembuh dan itulah yang beliau minati secara khusus. Professor yang
meneliti pengobatan psikiatri dan tidur di Universitas Sydney ini percaya bahwa
kekurangan tidur berkontribusi bagi peningkatan tingkat depresi.
- Meningkatkan resiko kematian
Dalam penelitian
Whitehall ke-2, peneliti Inggris menemukkan bagaimana pola tidur mempengaruhi
angka kematian lebih dari 10.000 pegawai sipil Inggris selama dua dekade.
Berdasarkan hasil penelitian yang dipublikasikan pada 2007, mereka yang telah
tidur kurang dari 5-7 jam sehari mengalami kenaikan risiko kematian akibat
berbagai faktor, bahkan kurang tidur meningkatkan dua kali lipat risiko
kematian akibat penyakit kardiovaskuler. Kurang tidur juga dapat memengaruhi
penafsiran tentang peristiwa. Keadaan tubuh yang lemas membuat kita tidak bisa
menilai situasi secara akurat dan bijaksana. Orang yang kurang tidur sangat
rentan terhadap penilaian buruk ketika sampai pada saat menilai apa yang kurang
terhadap sesuatu.
- Mudah Lapar
Penelitian
menunjukkan bahwa kurang tidur bisa mengganggu kadar gula darah dan menyebabkan
tubuh memproduksi sedikit leptin, hormon pengendali nafsu makan, dan
menghasilkan lebih banyak ghrelin (kebalikan dari leptin). Karena faktor
perubahan biologis ini, tak heran jika masih merasa lapar meski baru saja makan
yang banyak. Orang yang sedang dalam kelelahan, biasanya lebih suka mengonsumsi
gula dan karbohidrat sederhana. Akibatnya, tubuh selalu menagih karbohidrat
karena gula darah turun dengan cepat dan perut selalu terasa lapar. Kurang
tidur bisa melenyapkan hormon yang mengatur nafsu makan. Akibatnya, keinginan
menyantap makanan berlemak dan tinggi karbohidrat akan meningkat. Sehingga menyebabkan
orang yang gemar begadang akan terus menginginkan asupan kalori tinggi.
- Tubuh jadi melar
Jika mengabaikan efek
kurang tidur, maka bersiaplah dengan ancaman kelebihan berat badan. Kurang
tidur berhubungan dengan peningkatan rasa lapar dan nafsu makan dan kemungkinan
bisa menjadi obesitas. Menurut sebuah studi tahun 2004, orang-orang yang tidur
kurang dari enam jam sehari cenderung menjadi lebih gemuk hampir 30 persen
daripada mereka yang tidur tujuh sampai sembilan jam sehari. Penelitian
terakhir terfokus pada hubungan antara tidur dan peptida yang mengatur nafsu
makan. Ghrelin merangsang rasa lapar dan leptin memberi sinyal kenyang ke otak
dan merangsang nafsu makan. Waktu tidur singkat dikaitkan dengan penurunan
leptin dan peningkatan dalam ghrelin. Kurang tidur tak hanya merangsang nafsu
makan. Hal ini juga merangsang hasrat menyantap makanan berlemak dan makanan
tinggi karbohidrat. Riset yang tengah berlangsung meneliti apakah tidur yang
layak harus menjadi bagian standar dari program penurunan berat badan.
- Rentan terserang Diabetes
Gula adalah bahan
bakar setiap sel dalam tubuh Anda. Jika proses pengolahannya terganggu bisa
menyebabkan efek buruk. Dalam penelitian yang dilakukan Universitas Chicago,
AS, yang meneliti sejumlah orang selama 6 hari, mendapatkan kondisi ini bisa
mengembangkan resistansi terhadap insulin, yakni hormon yang membantu
mengangkut glukosa dari aliran darah ke dalam sel.Mereka yang tidur kurang dari
6 jam per malam dalam penelitian 6 hari ini menemukan, terjadi proses metabolisme
gula yang tidak semestinya. Akibatnya bisa menyebabkan timbulnya diabetes.
- Obesitas
Apa sih akan Anda
lakukan bila masih terjaga pada saat tengah malam? Tentu saja akan ada rasa
lapar. Dengan demikian, Anda telah melebihi porsi makan Anda perhari dengan
manambah porsi makan pada waktu begadang. Secara ilmiah, pada keadaan tubuh
yang kurang tidur, terjadi gangguan pada hormon yang mengatur metabolisme
glukosa yang nantinya akan mempengaruhi nafsu makan. Selain itu, saluran
pencernaan pada saat malam hari tidak bergitu aktif untuk mencerna makanan
kita, sehingga akan terjadi penumpukan. Asosiasi antara kurang tidur dan
kegemukan muncul paling banyak pada usia remaja.
- Gangguan pencernaan
Dosen Departemen Ilmu
Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-Rumah Sakit Cipto
Mangunkusumo, Dr H. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB menyebutkan bahwa kala
malam, kadar asam lambung meningkat. Ini diperparah dengan makanan dan minuman
teman begadang. Beliau menyarankan untuk tidak makan makanan berlemak.
Pasalnya, makanan berlemak membuat kerja lambung semakin berat dan lambat.
- Mempengaruhi kesehatan kulit
Kebanyakan orang
mengalami kulit pucat dan mata bengkak setelah beberapa malam kurang tidur.
Keadaaan tersebut benar karena kurang tidur yang kronis dapat mengakibatkan
kulit kusam, garis-garis halus pada wajah dan lingkaran hitam di bawah mata.
Bila Anda tidak mendapatkan cukup tidur, tubuh Anda melepaskan lebih banyak
hormon stress atau kortisol. Dalam jumlah yang berlebihan, kortisol dapat memecah
kolagen kulit, atau protein yang membuat kulit tetap halus dan elastis. Kurang
tidur juga dapat menyebabkan tubuh lebih sedikit mengeluarkan hormon
pertumbuhan. Ketika kita masih muda, hormon pertumbuhan manusia mendorong
pertumbuhan. Dalam hal ini membantu meningkatkan massa otot, menebalkan kulit,
dan memperkuat tulang. “Ini terjadi saat tubuh sedang tidur nyenyak- yang kami
sebut tidur gelombang lambat (SWS) – hormon pertumbuhan dilepaskan,” kata Phil
Gehrman, PhD, CBSM, Asisten Profesor Psikiatri dan Direktur Klinis dari Program
Behavioral Sleep Medicine Universitas Pennsylvania, Philadelphia.
- Mudah Sakit
Ini adalah tanda yang
paling sering dijumpai. Orang yang kekurangan waktu tidur lebih rentan terkena
infeksi. Berbagai penelitian menunjukkan, mereka yang cukup istirahat memiliki
sistem imun yang lebih kuat. Tidaklah mengherankan, sakit kronis seperti masalah
punggung atau arthritis bisa saja terjadi bila Anda melakukan aktivitas tidur
yang buruk. Dalam sebuah studi dari John Hopkins Behavioral Sleep Medicine
Program, direktur Michael Smith, PhD, membangunkan orang dewasa muda yang sehat
selama 20 menit setiap jam selama 8 jam selama 3 hari berturut-turut. Hasilnya,
mereka memiliki
- Gangguan kesehatan secara umum akibat kelelahan
Ternyata dampak dari
poin yang di atas dapat menyebabkan tubuh menjadi rentan terhadap infeksi
virus, seperti influenza, infeksi usus (diare), infeksi virus hepatitis, demam
thypoid, dan demam berdarah.
- Menurunnya sistem imun
Pada orang yang
memiliki kebiasaan begadang, jam biologis otak akan memprogram sistem kekebalan
mencapai puncaknya di malam hari dan akan menurun di pagi hari. Padahal micro
organisme jahat dan bibit penyakit serta karsinogenik (senyawa penyebab kanker)
sangat banyak di udara yang kita hirup di pagi hari. http://uniqpost.com
- Masalah kesehatan serius
Gangguan tidur dan
kurang tidur tahap kronis dapat membawa Anda pada risiko :
Penyakit jantung
Kencing manis
Serangan jantung
Hipertensi
Gagal jantung
Sakit kepala (migran/vertigo)
Detak jantung tidak teratur
Gangguan sistem jantung
Tekanan darah tinggi
Maag
Stroke
Asma
Gangguan sistem pembuluh darah
Gangguan kejiwaan
Gangguan pembuluh darah otak
Diabetes
Menurut beberapa penelitian, 90 persen penderita insomnia; gangguan tidur yang ditandai dengan sulit tidur dan tetap terjaga sepanjang malam – juga mengalami risiko kesehatan serupa.
- Sel Rusak
Sebuah riset yang
berlangsung dari 1987 oleh ahli kanker Steve Richards menunjukkan korelasi
antara kerja malam dan kemungkinan menderita kanker. Orang-orang yang bekerja
di malam hari hingga subuh atau pagi hari ternyata memiliki ketidakseimbangan
hormon yang akhirnya mempengaruhi sistem kekebalan tubuh khususnya pada
perkembangan sel-sel rusak yang seharusnya dihancurkan oleh sel-sel imun. Pada
tubuh normal, yakni waktu kerja pagi-sore, siklus metabolisme tubuh akan
meningkat di pagi hari dan mulai menurun hingga malam hari. Saat seseorang
memaksakan untuk terjaga di malam hari, tubuh akan memompa darah sebanyak
mungkin dan mendorong sistem imun untuk meningkatkan sel-sel kekebalan tubuh
seperti sel T dan CD4. Bila ‘pemaksaan’ ini dilakukan satu-dua kali, tubuh
masih dapat memberikan toleransi tetapi saat menjadi kebiasaan, siklus tubuh
yang diatur oleh jam biologis otak (circadian time clock) akan berubah dari
default (pagi-sore) menjadi sore-pagi. Ini membuat kekebalan tubuh menurun di
pagi hari dimana bibit penyakit dan bahan-bahan karsinogenik bertebaran di
udara akibat perubahan suhu dan angin.